“Mama, panggil aku princess ya!” atau “Mama, aku adalah superhero!”
Pernahkah Bestti mendapati Kids ingin menjadi orang lain? Ya, saat itu Kids sedang bermain peran atau Roleplay.
Roleplay adalah suatu permainan dimana Kids berpura-pura menjadi apa yang mereka inginkan, lalu menciptakan realitas alternatif ke dunia nyata. Artinya, otak Kids telah menyerap pengalaman yang Ia pernah lihat dan rasa, lalu menuangkannya ke dalam suatu peran.
Dalam perkembangannya, bermain roleplay menjadi salah satu bentuk permainan yang penting untuk dilakukan. Mengapa? Karena roleplay tidak hanya sekedar permainan, tapi juga memiliki peran belajar di dalamnya.
Dilansir dari all-about-psychology.com, bermain peran atau berakting dapat merubah otak seseorang. Terapis anak juga banyak menggunakan terapi bermain peran untuk mengobati kondisi seperti autisme.
Bermain peran atau berakting dapat merubah otak seseorang. terapis anak juga banyak menggunakan terapi bermain peran untuk mengobati kondisi seperti autisme
~ all-about-psychology.com
Membangun keterampilan sosial Kids dan bahasa
Roleplay dapat mengembangkan kemampuan Kids untuk menghafal dan memahami kosakata baru. Saat sedang mengucapkan kata atau kalimat baru, Kids dapat meningkatkan rasa percaya dirinya dengan komunikasi dan mulai banyak inisiatif mendekati temannya dan terjadi proses bahasa “wawancara” seperti, “Nama kamu siapa, kamu sama siapa ke sini, aku ada mobil-mobilan, kamu adanya apa dll” Kenapa? Karena anak mencari teman sejenis untuk bermain tema role play yang sama. Misalnya anak suka bermain dino maka ia akan mencari teman yang bermain dino. Anak suka main princess maka ia akan mengeluarkan koleksi tiara dan teman yang memainkan tema yang sama akan mendekat. Dari usia inilah, role play mulai berkembang menurut jenis kelamin.
Memicu kreatifitas dan imajinasi
Untuk bisa berpura-pura menjadi sosok orang lain, pastinya berkaitan erat dengan daya imajinasi dan kreativitas yang terlatih dalam otaknya. Saat kreativitas dan imajinasi Kids terasah, kemampuan Kids dalam memecahkan masalah pun jadi meningkat. Menurut suatu studi penelitian, Roleplay mengembangkan kemampuan anak untuk menjadi banyak akal seperti berjalannya nalar dan pikiran saat membaca buku, perencanaan kegiatan dan melihat sudut pandang diri dan orang lain
Belajar pemecahan masalah
Saat Roleplay berlangsung, Kids akan menjadi sutradara yang menghadirkan skenario cerita di otaknya bersama teman dan keluarganya. Kids menentukan siapa yang menjadi peran baik dan jahat. Lalu masalah apa yang akan timbul di dalam cerita tersebut. Terakhir bagaimana menyelesaikan konflik yang terjadi pada cerita tersebut. Laki-laki akan cenderung memainkan tema agresif, menyelamatkan dan menyerang. Anak perempuan akan memainkan tema merawat dan diselamatkan. Dari sini, kognitif Kids akan bertambah yang dapat diterapkan di dunia nyata.
Belajar mengenal ragam emosi dan empati
Bermain peran berarti akan mengalami beberapa perubahan rasa sesuai skenario yang dijalani, misal skenario dengan latar Rumah Sakit, akan ada pasien yang merasa sedih karena kesakitan dan ada pula dokter yang berempati untuk menyembuhkannya. Lalu latar superhero atau menjadi seorang putri, mereka akan dihadapi bertemu dengan sosok jahat yang terlihat marah. Sehingga Kids jadi mengetahui ragam emosi dalam keseharian.
Mengembangkan otak dan kemandirian
Ketika seorang anak memainkan suatu perilaku, itu membantu memperkuat koneksi di otak mereka semakin kuat koneksi, semakin tinggi kemampuan mereka untuk melakukan perilaku tanpa usaha. Selain itu Roleplay membantu anak-anak membuat keputusan mendadak tanpa bantuan orang tua. Hal ini adalah langkah pertama untuk menjadi mandiri yang akan membantu mereka dalam banyak situasi sehari-hari sekarang dan masa depan.
Bermain peran juga harus ditunjang dengan fasilitas permainan yang memadai.
Ragam permainan dari Totti, dapat menjadi teman bermain Roleplay.
Mainan open-ended Tinkermags misalnya. Kids dapat membentuk dengan mudah apa yang ada dipikiran mereka, seperti istana, mobil, water park dan sejuta ide lainnya. Lalu saat membuat susunan Tinkermags, akan menambah kemampuan Kids dalam berpikir secara logis dan problem solving.
Kids juga dapat menggambar cerita apa yang ada di benak mereka melalui papan tulis Kixplore. Semakin besar media belajar Kids, semakin puas Kids untuk menggambarkan ceritanya. Papan tulisnya juga bisa ditempel magnet seperti Tinkermags, untuk menambah keseruan Kids bercerita.
Saat bermain masak-masakan tentu tak lengkap bila tak ada media masak memasak. Little Chef Cooking Set bisa menjadi pilihan tersendiri untuk bermain role play saat Kids menjadi Koki cilik. Bahannya yang kokoh dan menyerupai kompor beneran, bikin Kids betah bermain.
Selamat mencoba ya Bestti!